General Stem Cell Biology Brochure
rekayasa genetika
TUMBUHAN LUMUT
Senin, 10 Desember 2012
PERSENDIAN PADA MANUSIA
Persendian pada Manusia
Hubungan antara tulang yang satu dengan tulang yang lain disebut persendian. Pada ujung-ujung tulang terdapat tulang rawan yang merupakan bantalan sehingga tulang tidak langsung bertemu dengan tulang lain. Tulang-tulang pada persendian diikat oleh suatu bahan yang kuat dan lentur yang disebut ligamen. Cobalah kamu amati sambungan pada tulang kaki ayam. Kamu akan sulit memisahkan antara tulang satu dengan tulang lainnya karena ada semacam “daging” berwarna putih kekuningan yang sangat liat. Bagian yang liat dan lentur itulah ligamen. Persendian diikat pula oleh otot-otot yang sangat kuat. Keadaan inilah yang membuat sendi memungkinkan adanya pergerakan, namun tulang-tulangnya tidak lepas satu sama lain. Ruang yang terbentuk antara kedua tulang itu terisi oleh minyak sendi yang dihasilkan oleh membrane sendi.
Persendian memegang peran penting dalam pergerakan tubuh. Dengan adanya sendi, kaki dan tanganmu dapat dilipat, diputar, dan sebagainya. Tanpa sendi kamu akan sulit bergerak bahkan tidak dapat bergerak sama sekali. Memang ada persendian yang sangat kaku sehingga tidak memungkinkan adanya gerakan. Namun, banyak persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan.
Berdasarkan sifat gerak inilah, sendi dibedakan menjadi sendi mati (sinartrosis), sendi gerak (diartorsis), dan sendi kaku (amfiartrosis). Sendi mati adalah hubungan antartulang yang tidak dapat digerakkan, contohnya pada tulang tengkorak. Sendi gerak adalah hubungan antartulang yang memungkinkan terjadi gerakan tulang secara bebas. Adapun sendi kaku adalah hubungan antar tulang yang memungkinkan terjadinya gerakan tulang secara terbatas, contohnya adalah tulang pergelangan tangan.
Berdasarkan bentuknya, persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan dibagi menjadi lima bentuk, yaitu sendi peluru, sendi engsel, sendi putar, sendi geser, dan sendi pelana.
1. Sendi peluru, memungkinkan gerakan yang bebas hampir ke segala arah, misalnya
sendi antara lengan atas dan bahu.
Sendi Peluru pada manusia
2. Sendi engsel, memungkinkan gerakan satu bidang seperti pada engsel pintu atau jendela, misalnya sendi pada siku dan lutut.
Sendi engsel pada manusia
3. Sendi putar, memungkinkan gerakan memutar, misalnya sendi pada tulang leher.
Sendi putar pada manusia
4. Sendi geser, memungkinkan pergeseran antar tulang, misalnya sendi yang terdapat pada tulang belakang.
Sendi geser pada manusia
5. Sendi pelana, memungkinkan gerakan memutar dan melengkung, misalnya sendi pada ibu jari.
Sendi pelana pada manusia
Kamis, 22 November 2012
secuil tentang fotosintesis
Tumbuhan bersifat autotrof.
Autotrof artinya dapat
mensintesis makanan langsung.
dari senyawa anorganik.
Tumbuhan menggunakan karbon
dioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen
yang diperlukan sebagai
makanannya. Energi untuk
menjalankan proses ini berasal
dari fotosintesis. Perhatikan
persamaan reaksi yang menghasilkan glukosa berikut
ini:
12H2O + 6CO2 + cahaya ?
C6H12O6 (glukosa) + 6O2 +
6H2O
Glukosa dapat digunakan untuk
membentuk senyawa organik
lain seperti selulosa dan dapat
pula digunakan sebagai bahan
bakar. Proses ini berlangsung
melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan
maupun tumbuhan. Secara umum
reaksi yang terjadi pada
respirasi seluler berkebalikan
dengan persamaan di atas. Pada
respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi
dengan oksigen untuk
menghasilkan karbon dioksida,
air, dan energi kimia.
Tumbuhan menangkap cahaya
menggunakan pigmen yang
disebut klorofil. Pigmen inilah
yang memberi warna hijau pada
tumbuhan. Klorofil terdapat
dalam organel yang disebut kloroplas. klorofil menyerap
cahaya yang akan digunakan
dalam fotosintesis. Meskipun
seluruh bagian tubuh tumbuhan
yang berwarna hijau
mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan
di daun. Di dalam daun terdapat
lapisan sel yang disebut
mesofil yang mengandung
setengah juta kloroplas setiap
milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan
epidermis tanpa warna dan yang
transparan, menuju mesofil,
tempat terjadinya sebagian
besar proses fotosintesis.
Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin
yang bersifat anti air untuk
mencegah terjadinya penyerapan
sinar matahari ataupun
penguapan air yang berlebihan.
Minggu, 18 November 2012
mekanisme dalam sistem pencernaan
A. Organ-Organ Pencernaan
Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Antaraproses dan organ-organ serta kelenjarnya merupakan kesatuan sistem pencernaan. Sistem pencernaan berfungsi memecah bahan- bahan makanan menjadi sari-sari makanan yang siap diserap dalam tubuh.
Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua macam seperti berikut.
1. Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan yang terjadi di lambung.
2. Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan dengan mengubah makanan yang bermolekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil. Makanan mengalami proses pencernaan sejak makanan berada di dalam mulut hingga proses pengeluaran sisa-sisa makanan hasil pencernaan. Adapun proses pencernaan makanan meliputi hal-hal berikut.
1. Ingesti: pemasukan makanan ke dalam tubuh melalui mulut.
2. Mastikasi: proses mengunyah makanan oleh gigi.
3. Deglutisi: proses menelan makanan di kerongkongan.
4. Digesti: pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dengan bantuan enzim, terdapat di lambung.
5. Absorpsi: proses penyerapan, terjadi di usus halus.
6. Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh melalui anus.
Saat melakukan proses-proses pencernaan tersebut diperlukan serangkaian alat-alat pencernaan sebagai berikut.
1. Mulut
Makanan pertama kali masuk ke dalam tubuh melalui mulut. Makanan ini mulai dicerna secara mekanis dan kimiawi. Di dalam mulut seperti Gambar 6.1, terdapat beberapa alat yang berperan dalam proses pencernaan yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah (glandula salivales).
a. Gigi
Pada manusia, gigi berfungsi sebagai alat pencernaan mekanis. Di sini, gigi membantu memecah makanan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Hal ini akan membantu enzim-enzim pencernaan agar dapat mencerna makanan lebih efisien dan cepat. Selama pertumbuhan dan perkembangan, gigi manusia mengalami perubahan, mulai dari gigi susu dan gigi tetap (permanen). Gigi pertama pada bayi dimulai saat usia 6 bulan. Gigi pertama ini disebut gigi susu(dens lakteus). Pada anak berusia 6 tahun, gigi berjumlah 20, dengan susunan sebagai berikut.
1) Gigi seri (dens insisivus), berjumlah 8 buah, berfungsi memotong makanan.
2) Gigi taring (dens caninus), berjumlah 4 buah, berfungsi merobek makanan.
3) Gigi geraham kecil (dens premolare), berjumlah 8 buah, berfungsi mengunyah makanan.
Struktur luar gigi terdiri atas bagian-bagian berikut.
1) Mahkota gigi (corona) merupakan bagian yang tampak dari luar.
2) Akar gigi (radix) merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang.
3) Leher gigi (colum) merupakan bagian yang terlindung oleh gusi.
Adapun penampang gigi dapat diperlihatkan bagian-bagiannya sebagai berikut.
1) Email (glazur atau enamel) merupakan bagian terluar gigi. Email merupakan struktur terkeras dari tubuh,
mengandung 97% kalsium dan 3% bahan organik.
2) Tulang gigi (dentin), berada di sebelah dalam email, tersusun atas zat dentin.
3) Sumsum gigi (pulpa), merupakan bagian yang paling dalam. Di pulpa terdapat kapiler, arteri, vena, dan saraf.
4) Semen merupakan pelapis bagian dentin yang masuk ke rahang.
b. Lidah
Lidah dalam sistem pencernaan berfungsi untuk membantu mencampur dan menelan makanan, mempertahankan makanan agar berada di antara gigi-gigi atas dan bawah saat makanan dikunyah serta sebagai alat perasa makanan. Lidah dapat berfungsi sebagai alat perasa makanan karena mengandung banyak reseptor pengecap atau perasa. Lidah tersusun atas otot lurik dan permukaannya dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir (mukosa).
c. Kelenjar ludah
Terdapat tiga pasang kelenjar ludah di dalam rongga mulut, yaitu glandula parotis, glandula submaksilaris, dan glandula sublingualis atau glandula submandibularis. Amati gambar 6.4 agar Anda mengenali letak ketiga kelenjar ludah tersebut. Air ludah berperan penting dalam proses perubahan zat makanan secara kimiawi yang terjadi di dalam mulut. Setelah makanan dilumatkan secara mekanis oleh gigi, air ludah berperan secara kimiawi dalam proses membasahi dan membuat makanan menjadi lembek agar mudah ditelan. Ludah terdiri atas air (99%) dan enzim amilase. Enzim ini menguraikan pati dalam makanan menjadi gula sederhana (glukosa dan maltosa). Makanan yang telah dilumatkan dengan dikunyah dan dilunakkan di dalam mulut oleh air liur disebut bolus. Bolus ini diteruskan ke sistem pencernaan selanjutnya.
2. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan merupakan saluran panjang (± 25 cm) yang tipis sebagai jalan bolus dari mulut menuju ke lambung. Fungsi kerongkongan ini sebagai jalan bolus dari mulut menuju lambung. Bagian dalam kerongkongan senantiasa basah oleh cairan yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar yang terdapat pada dinding kerongkongan untuk menjaga agar bolus menjadi basah dan licin. Keadaan ini akan mempermudah bolus bergerak melalui kerongkongan menuju ke lambung. Bergeraknya bolus dari mulut ke lambung melalui kerongkongan disebabkan adanya gerak peristaltik pada otot dinding kerongkongan. Gerak peristaltik dapat terjadi karena adanya kontraksi otot secara bergantian pada lapisan otot yang tersusun secara memanjang dan melingkar. Proses gerak bolus di dalam kerongkongan menuju lambung
Sebelum seseorang mulai makan, bagian belakang mulut (atas) terbuka sebagai jalannya udara dari hidung. Di kerongkongan, epiglotis yang seperti gelambir mengendur sehingga udara masuk ke paru-paru. Ketika makan, makanan dikunyah dan ditelan masuk ke dalam kerongkongan. Sewaktu makanan bergerak menuju
kerongkongan, langit-langit lunak beserta jaringan mirip gelambir di bagian belakang mulut (uvula) terangkat ke atas dan menutup saluran hidung. Sementara itu, sewaktu makanan bergerak ke arah tutup trakea, epiglotis akan menutup sehingga makanan tidak masuk trakea dan paru-paru tetapi makanan tetap masuk ke kerongkongan.
3. Lambung
Lambung merupakan saluran pencernaan yang berbentuk seperti kantung, terletak di bawah sekat rongga badan. Dengan mengamati Gambar 6.5, Anda dapat mengetahui bahwa lambung terdiri atas tiga bagian sebagai berikut.
a. Bagian atas disebut kardiak, merupakan bagian yang berbatasan dengan esofagus.
b. Bagian tengah disebut fundus, merupakan bagian badan atau tengah lambung.
c. Bagian bawah disebut pilorus, yang berbatasan dengan usus halus.
Daerah perbatasan antara lambung dan kerongkongan terdapat otot sfinkter kardiak yang secara refleks akan terbuka bila ada bolus masuk. Sementara itu, di bagian pilorus terdapat otot yang disebut sfinkter pilorus. Otot-otot lambung ini dapat berkontraksi seperti halnya otot-otot kerongkongan. Apabila otot-
otot ini berkontraksi, otot-otot tersebut menekan, meremas, dan mencampur bolus-bolus tersebut menjadi kimus (chyme). Sementara itu, pencernaan secara kimiawi dibantu oleh getah lambung. Getah ini dihasilkan oleh kelenjar yang terletak pada dinding lambung di bawah fundus, sedangkan bagian dalam dinding lambung menghasilkan lendir yang berfungsi melindungi dinding lambung dari abrasi asam lambung, dan dapat beregenerasi bila cidera. Getah lambung ini dapat dihasilkan akibat rangsangan bolus saat masuk ke lambung. Getah lambung mengandung bermacam-macam zat kimia, yang sebagian besar terdiri atas air. Getah lambung juga mengandung HCl/asam lambung dan enzim-enzim pencernaan seperti renin, pepsinogen, dan lipase.
Asam lambung memiliki beberapa fungsi berikut.
a. Mengaktifkan beberapa enzim yang terdapat dalam getah lambung, misalnya pepsinogen diubah menjadi pepsin. Enzim ini aktif memecah protein dalam bolus menjadi proteosa dan pepton yang mempunyai ukuran molekul lebih kecil.
b. Menetralkan sifat alkali bolus yang datang dari rongga mulut.
c. Mengubah kelarutan garam mineral.
d. Mengasamkan lambung (pH turun 1–3), sehingga dapat membunuh kuman yang ikut masuk ke lambung bersama bolus.
e. Mengatur membuka dan menutupnya katup antara lambung dan usus dua belas jari.
f. Merangsang sekresi getah usus.
Enzim renin dalam getah lambung berfungsi mengendapkan kasein atau protein susu dari air susu. Lambung dalam suasana asam dapat merangsang pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin ini berfungsi memecah molekul-molekul protein menjadi molekul- molekul peptida. Sementara itu, lipase berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Selanjutnya, kimus akan masuk ke usus halus melalui suatu sfinkter pilorus yang berukuran kecil. Apabila otot-otot ini berkontraksi, maka kimus didorong masuk ke usus halus sedikit demi sedikit.
4. Usus halus
Usus halus merupakan saluran berkelok-kelok yang panjangnya sekitar 6–8 meter, lebar 25 mm dengan banyak lipatan yang disebut vili atau jonjot-jonjot usus. Vili ini berfungsi memperluas permukaan usus halus yang berpengaruh terhadap proses penyerapan makanan. Lakukan eksperimen berikut untuk mengetahui pengaruh lipatan terhadap proses penyerapan. Usus halus terbagi menjadi tiga bagian seperti berikut:
a. duodenum (usus 12 jari), panjangnya ± 25 cm,
b. jejunum (usus kosong), panjangnya ± 7 m,
c. ileum (usus penyerapan), panjangnya ± 1 m.
Kimus yang berasal dari lambung mengandung molekul- molekul pati yang telah dicernakan di mulut dan lambung, molekul-molekul protein yang telah dicernakan di lambung, molekul-molekul lemak yang belum dicernakan serta zat-zat lain. Selama di usus halus, semua molekul pati dicernakan lebih sempurna menjadi molekul-molekul glukosa. Sementara itu molekul-molekul protein dicerna menjadi molekul-molekul asam
amino, dan semua molekul lemak dicerna menjadi molekulgliserol dan asam lemak. Pencernaan makanan yang terjadi di usus halus lebih banyak bersifat kimiawi. Berbagai macam enzim diperlukan untuk membantu proses pencernaan kimiawi ini. Hati, pankreas, dan kelenjar-kelenjar yang terdapat di dalam dinding usus halus mampu menghasilkan getah pencernaan. Getah ini bercampur dengan kimus di dalam usus halus. Getah
pencernaan yang berperan di usus halus ini berupa cairan empedu, getah pankreas, dan getah usus.
a. Cairan Empedu
Cairan empedu berwarna kuning kehijauan, 86% berupa air, dan tidak mengandung enzim. Akan tetapi, mengandung mucin dan garam empedu yang berperan dalam pencernaan makanan. Cairan empedu tersusun atas bahan-bahan berikut.
1) Air, berguna sebagai pelarut utama.
2) Mucin, berguna untuk membasahi dan melicinkan duodenum agar tidak terjadi iritasi pada dinding usus.
3) Garam empedu, mengandung natrium karbonat yang mengakibatkan empedu bersifat alkali. Garam empedu juga berfungsi menurunkan tegangan permukaan lemak dan air (mengemulsikan lemak).
Cairan ini dihasilkan oleh hati. Perhatikan Gambar 6.9. Hati merupakan kelenjar pencernaan terbesar dalam tubuh yang beratnya ± 2 kg. Dalam sistem pencernaan, hati berfungsi sebagai pembentuk empedu, tempat penimbunan zat-zat makanan dari darah dan penyerapan unsur besi dari darah yang telah rusak. Selain itu, hati juga berfungsi membentuk darah pada janin atau pada keadaan darurat, pembentukan fibrinogen dan heparin untuk disalurkan ke peredaran darah serta pengaturan suhu tubuh. Empedu mengalir dari hati melalui saluran empedu dan masuk ke usus halus. Dalam proses pencernaan ini, empedu berperan dalam proses pencernaan lemak, yaitu sebelum lemak dicernakan, lemak harus bereaksi dengan empedu terlebih dahulu. Selain itu, cairan empedu berfungsi menetralkan asam klorida dalam kimus, menghentikan aktivitas pepsin pada protein, dan merangsang gerak peristaltik usus.
b. Getah Pankreas
Getah pankreas dihasilkan di dalam organ pankreas. Pankreas ini berperan sebagai kelenjar eksokrin yang
menghasilkan getah pankreas ke dalam saluran pencernaan dan sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon ini dikeluarkan oleh sel-sel berbentuk pulau- pulau yang disebut pulau-pulau langerhans. Insulin ini berfungsi menjaga gula darah agar tetap normal dan mencegah diabetes melitus. Getah pankreas ini dari pankreas mengalir melalui saluran pankreas masuk ke usus halus. Dalam pankreas terdapat tiga macam enzim, yaitu lipase yang membantu dalam pemecahan lemak, tripsin membantu dalam pemecahan protein, dan amilase membantu dalam pemecahan pati.
c. Getah Usus
Pada dinding usus halus banyak terdapat kelenjar yang mampu menghasilkan getah usus. Getah usus mengandung enzim-enzim seperti berikut.
1) Sukrase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
2) Maltase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan maltosa menjadi dua molekul glukosa.
3) Laktase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
4) Enzim peptidase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan peptida menjadi asam amino.
Monosakarida, asam amino, asam lemak, dan gliserol hasil pencernaan terakhir di usus halus mulai diabsorpsi atau diserap melalui dinding usus halus terutama di bagian jejunum dan ileum. Selain itu vitamin dan mineral juga diserap. Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, penyerapannya bersama dengan pelarutnya, sedangkan vitamin yang larut dalam air penyerapannya dilakukan oleh jonjot usus.
Penyerapan mineral sangat beragam berkaitan dengan sifat kimia tiap-tiap mineral dan perbedaan struktur bagian- bagian usus. Sepanjang usus halus sangat efisien dalam penyerapan Na+, tetapi tidak untuk Cl –, HCO3 –, dan ion-ion bivalen. Ion K+ penyerapannya terbatas di jejunum. Penyerapan Fe++ terjadi di duodenum dan jejunum. Proses penyerapan di usus halus ini dilakukan oleh villi (jonjot-jonjot usus). Di dalam villi ini terdapat pembuluh darah, pembuluh kil (limfa), dan sel goblet. Di sini asam amino dan glukosa diserap dan diangkut oleh darah menuju hati melalui sistem vena porta hepatikus, sedangkan asam lemak
bereaksi terlebih dahulu dengan garam empedu membentuk emulsi lemak. Emulsi lemak bersama gliserol diserap ke dalam villi. Selanjutnya di dalam villi, asam lemak dilepaskan, kemudian asam lemak mengikat gliserin dan membentuk lemak kembali. Lemak yang terbentuk masuk ke tengah villi, yaitu ke dalam pembuluh kil (limfa).
Melalui pembuluh kil, emulsi lemak menuju vena sedangkan garam empedu masuk ke dalam darah menuju hati dan dibentuk lagi menjadi empedu. Bahan-bahan yang tidak dapat diserap di usus halus akan didorong menuju usus besar (kolon).
5. Usus besar
Usus besar atau kolon memiliki panjang ± 1 meter dan terdiri atas kolon ascendens, kolon transversum, dan kolon descendens. Di antara intestinum tenue (usus halus) dan intestinum crassum (usus besar) terdapat sekum (usus buntu). Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut appendiks (umbai cacing) yang berisi massa sel darah putih yang berperan dalam imunitas. Zat-zat sisa di dalam usus besar ini didorong ke
bagian belakang dengan gerakan peristaltik. Zat-zat sisa ini masih mengandung banyak air dan garam mineral
yang diperlukan oleh tubuh. Air dan garam mineral kemudian diabsorpsi kembali oleh dinding kolon, yaitu
kolon ascendens. Zat-zat sisa berada dalam usus besar selama 1 sampai 4 hari. Pada saat itu terjadi proses
pembusukan terhadap zat-zat sisa dengan dibantu bakteri Escherichia coli, yang mampu membentuk
vitamin K dan B12. Selanjutnya dengan gerakan peristaltik, zat-zat sisa ini terdorong sedikit demi sedikit
ke saluran akhir dari pencernaan yaitu rektum dan akhirnya keluar dengan proses defekasi melewati anus.
Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian rektum akibat suatu rangsang yang disebut refleks gastrokolik. Kemudian akibat adanya aktivitas kontraksi rektum dan otot sfinkter yang berhubungan mengakibatkan terjadinya defekasi. Di dalam usus besar ini semua proses pencernaan telah selesai dengan sempurna.
Senin, 12 November 2012
ayat suci alqur'an memandang biologi
TEORI TENTANG BUMI
AL-AMBIYA’AYAT 30
“ Dan apakah orang-orang yang kafir tidak
mengetahui bahwasanya langit dan bumi
itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya.
Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka
tiada beriman?”
Dari ayat ini
dapatlah kita ketahui, yang pertama bahwa sebenarnya pada awalnya antara langit
dan bumi adalah menyatu dan kemudian dipisahkan. Berarti dapat kita
simpulkan bahwa dahulu tidak
tercipta sesuatu apapun di antariksa
selain bumi maka dapat diartikan yang dimaksud dengan ard dalam Al-Qur’an
mungkin bukan kami yang sekarang, melainkan sebuah benda besar. Allah adalah
zat yang Maha Kuasa, namun pada umumnya Allah tidak menjadikan sesuatu tanpa
sebab, termasuk dalam memisahkan antara ard dan sama’. Oleh karena itu mungkin
teori para ahli tentang kosmos, seperti
teori big bag, atau teori ledakan dapat
dibenarkan secara rasional
(Wallahu’alam).
Kedua, Allah
menciptakan segala sesuatu yang hidup dlam alam’. Alam’ disini mungkin lebih
tepat bila diartikan cairan ataularutan
. marilah kita ingat kembali seorang ilmuwan yang mmeneliti dan membuat
percobaan pada tahun 1953, dialah MILITER. Yang menyatakan bahwa bahan
dasar dari makhluk hidup adalah sop purba, lalu apakah sop purba itu? Pada
awalnya bumi adalah kata akan metana, amoniak hydrogen dan air. Dengan bantuan kulat dan suhu yang
cukup, maka dapat terbentuk senyawa-senyawa organic seperti asam amino purin,
primidin, gularibosa, asam nukleat maupun
nukleusida, seperti ATP. Kita
tahu bahwa semua itu adalah senyawa-senyawa dasar dari makhluk hidup, dan
inilah sop purba itu. Jadi mungkin cairan inilah yang dimaksud dengan alam’
dalam Al-Qur’an.
RANTAI MAKANAN
AL-ANBIYA’AYAT 8
Dan tidaklah
kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan, dan tidak (pula)
mereka itu orang-orang yang kekal”.
Dari ayat ini
dapat kita ambil sebuah makna bahwa Allah tidak menjadikan tubuh-tubuh
(sesuatu yang hidup) tidak memakan makanan. Oleh karena setiap makhluk hidup
dijadikan sebagai makhluk yang butuh pada makanan inilah, timbul adanya
istilah rantai makanan dalam ilmu biologi. Yang mana semuanya itu berjalan
selaras untuk melangsungkan kehidupan dunia. Misalkan bagaimana seandainya
tidak ada mikrobia yang memakan dan membusukkan bagai dan kotoran, bagai mana
populasi tiikus seandanya tidak ada ular
dan kucing, serta lain sebagainya.
SELEKSI ALAM
AL-ANBIYA’AYAT 35
“Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan
kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).
Dan hanya
kepada kamilah kami dikembalikan.
Ayat inilah
yang menjelaskan bahwa setiap makhluk hidup di dunia pasti akan mengalami
kepunahan. Kepunahan-kepunahan ini disebabkan berbagai macam aspek kehidupan.
Oleh karena Allah tidak menjadikan sesuatu
pada umumnya melainkan karena sebab lain, hal inilah yang menimbulkan
suatu pergantian makhluk hidup, bagi mereka yang mungkin dianggap tidak sesuai lagi dengan kehidupan manusia
oleh Allah sedikit demi sedikit dihilangkan atau dipunahkan. Seperti hewan pada
jaman purba yang ukurannya besar, misalnya dinosaurus dan sebagainya pada waktu dulu mungkin sesuai dengan manusia, karena manusia pada waktu itu
ukurannya besar. Namun pada saat sekarang semuanya telah punah. Dan inilah
dalam biologi disebut dengan seleksi alam.
PENCIPTAAN MANUSIA
AL-HAJAYAT
“Hai manisia, jika kamu diam keraguan tentang
kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah )
sesungguhnya
kami telah menjadikan kamu dari tanah, kembali
dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal
daging sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada
kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kehendaki sampai waktu yang sudah
ditentukan, kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan
berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang
diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun,
supaya dia tidak mengetahui lagi
sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya dan kamu lihat bumi ini kering,
kemudian apabila telah kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan
suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.
Dalam ayat ini
mengandung dua hal, pertama adalah proses kejadian manusia, dalam ayat ini
diterangkan bahwa manusia dijadikan dari tanah kemudian setetes mani. Dari sini
marilah kita bahas kenapa manusia
diciptakan dari tanah, padahal kita tahu bahwa manusia tercetak dari air
seperma (mani), seperma adalah cairan yang keluar dari alat reproduksi manusia.
Yang mana di dalam cairan itu mengandung benang-benang kromatin yang memendek
dan menebal menjadi kromosom, yang membawa sifat-sifat induknya seperma ini
menghasilkan tubuh dari makanan manusia
semua berasal dari tumbuhan hidup dari sari-sari tanah. Inilah kenapa
manusia katakana berasala dari sari tanah atau dari tanah.
Kemudian
setelah seperma menyatu dengan ovum, terbentuklah janin dalam rahim, yang mana
awalnya mani kemudian menjadi segumpal
darah, kemudian segumpal daging disebabkan karena adanya mutasi gen atau
salah susunan rantai NA, akibat pertautan gen. Kemudian setelah itu menjadi
embrio, kemudian sampai sempurna dalam rahim
hingga waktu yang ditentukan (lazimnya 9 bulan), itu lahirlah manusia
dalam wujud yang kecil atau bayi, kemudian dewasa, dan pada akhirnya mati.
HUJAN
AL-HAJAYAT 63
“apakah kamu
tiada melihat, bahwasanya Allah menurunkan
air dari langit, lalu jadilah bumi itu jijau ? sesungguhnya Allah maha
halus lagi maha mengetahui”
Ayat ini
mengandung pengertian dalam alam segala sesuatu yang hidup butuh dengan air
terutama tanaman. Karena didalam tanaman
untuk menjalani hidupnya pasti memerlukan rasa sulit bagi tanaman, hewan,
manusia ini.
PENCIPTAAN MANUSIA DARI TANAH
AL-MU’MINU AYAT 12-14
Dan kami
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah”.
“kemudian kami
jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)”.
“kemudian air
mani itu kami jadikan segumpal darah itu
kami jadikan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang lalu tulang belulang itu kami
bungkus dengan daging kemudian kami jadikan dia mhkluk yang (berbentuk ) lain
maka maha suci Allah, pencipta yang paling baik”
PROSES HIDROLOGI (HUJAN)
dalam ayat ini
menerangkan proses kejadian manusia yang mana kurang lebihnya telah diterangkan
dalam surat
Al-Hajj ayat di atas.
“Dan kami
turunkan air dari langit menurut suatu
ukuran ; lalu kami jadikan air itu menetap dibumi, sesungguhnya kami
benar-benar berkuasa menghilangkannya”.
“lalu dengan air itu, kami tumbuhkan untuk
kami kebun-kebun kurma dan anggur; didalam kebun-kebun itu kamu peroleh
buah-buahan yang banyak dan sebahagian dari buah-buahan itu kamu makan”.
“Dan pohon
kayu keluar dari thursina (pohon zaitun), yang menghasilkan minyak dan pemakan
makanan bagi orang-orang yang makan”.
“Dan
sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, benar-benar terdapat pelajaran yang
penting bagi kamu, kami memberi miuman kamu dari air susu yang ada dalam
perutnya dan (juga) pada binatang-binatang ternak itu terdapat faedah yang
banyak untuk kamu, dan sebagian
daripadanya kamu makan”.
Dalam ayat ini
menerangkan kepada kita tentang adanya cyclus hirologi dana terdapatnya
berbagai keanekaragaman hayati.
Kemudian
dengan adanya air hujan yang menyirami bumi, tumbuhan akan kembali hijau dan
terlihat segar, karena kebutuhan mereka terpenuhi. Bagi tumbuhan, air adalah
sumber kehidupannya. Pada saat musim hujan itulah mereka memasak makanan yang
sebbanyak banyaknya, kemudian kelebiahannya mereka simpan dalam bentuk buah. Sebagai mana manusia tumbuhan
ingin agar jenisnya tidak punah, dengan
cara mencetak biji dalam buah, yang nantinya akan meneruskan memperbanyak jenis
induknya. Dan dari buah-buah para manusia dapat memakannya dan sebagian besar
manusia dapat memakannya dan sebagian
besar manusia menjualnya. Dan itulah kuasa Allah menjadikan segalanya untuk
manusia mnamun kebanyakan dari kita tidak bersyukur.
Allah juga
menciptakan dari pohon-pohon menjadi sumber minyak yang nantinya akan dimakan
manusia. Dan oleh juga menciptakan dari binatang-binatang pemakan rumput bagai
sumber air susu, yang mana sekarang manusia berusaha bagaimana membuat susu
dari rumput-rumput itu. Dari sinilah sebenarnya banyak plajaran (ilmu
pengetahuan) bagi manusia yang mau berfikir.
PEMBUATAN PERAHU DAN MEMPELAJARI KEKAYAAN LAUT
Al-MU”MIN UN AYAT 27
“Lalu kami wahyukan kepadanya “Buatlah bahtera
dibawah penilikan dan petunjuk kami maka
apabila perintah kami datang dan tannur
telah memancarkan air maka masuklah
kedalam bahtera itu sepasang dari
tiap-tiap (jenis), dan juga keluargamu, kecuali orang yang telah lebih dahulu di tetapkan (akan
ditimpa azab) diantara mereka. Dan janganlah kamu bicarakan dengan aku tentang
orang-orang yang zalim.”
Dari cerita
Nabi Nuh tersebut dapatlah kita ambil
sebuah pelajaran yang sangat penting bagi peradaban manusia. Karena kisah
itulah manusia dapat menciptakan sebuah alat untuk menyeberangi, dan
menggali kekayaan laut. Dan dalam ayat
ini juga mengajarkan kepada kita agar selalu melindungi dan mencintai fauna.
MAKANAN YANG BAIK
AN-NUR AYAT
“Hai
rosul-rosul makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya aku maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan”
Ayat ini
mengandung arti yang sangat baik untuk kesehatan manusia karena awal dari
kesehatan adalah menjaga kebersihan dan
makan yang baik (bergizi).
KLASIFIKASI
AN-NUR AYAT 45
“ Dan Allah menciptakan semua jenis hewan dari
air maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan diatas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang
sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang
dikehendaki-Nya sesungguhnya Allah maha
kuasa atas sesuatu “
Dari ayat ini
menjelaskan kepada kita tentang adanya
pengelompokan mahluk hidup, yang hal ini dalam biologi disebut klasifikas.
Dan masih Banyak lagi ayat-ayat Alqur'an yang
menjelaskan tentang Biologi. Subhanallah.... Maha Suci Allah Dengan
Segala Firmannya
sumber : http://nawa-shofa.blogspot.com/2012/03/biologi-dalam-al-quran.html
Sabtu, 10 November 2012
kuasa Allah dalam pernafasan lalat
Sistem Pernapasan Khusus pada Serangga
"Sesungguhnya
Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau lebih kecil
dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, mereka tahu bahwa itu
kebenaran dari Tuhan. Tetapi mereka yang kafir berkata, "Apa maksud
Allah dengan perumpamaan ini?" Dengan (perumpamaan) itu banyak orang
yang dibiarkan-Nya sesat, dan dengan itu banyak (pula) yang diberi-Nya
petunjuk. Tetapi tidak ada yang Dia sesatkan dengan (perumpamaan) itu
selain orang-orang fasik." (Qs. Al Baqarah, 2:26)
Lalat
terbang pada kecepatan yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan
ukuran tubuhnya. Capung dapat mengembara dengan kecepatan 25 mil per jam (40 km/jam). Bahkan, serangga yang lebih kecil dapat mencapai kecepatan lebih dari 35 mil per jam (50 km/jam).
Kecepatan
ini sebanding dengan manusia yang melakukan perjalanan dengan kecepatan
ribuan mil per jam. Manusia hanya dapat mencapai kecepatan ini bila
menggunakan pesawat jet. Padahal, jika kita mengingat ukuran pesawat jet
jika dibandingkan dengan lalat, jelas bahwa lalat-lalat ini sebenarnya
terbang lebih cepat dari pada pesawat terbang.
Pesawat
jet menggunakan bahan bakar khusus untuk menggerakkan mesin
berkecepatan tingginya. Daya terbang lalat pun memerlukan tingkat tenaga
yang tinggi. Juga dibutuhkan sejumlah besar oksigen untuk membakar
energi tersebut. Kebutuhan oksigen dalam jumlah besar ini dipenuhi oleh
sistem pernapasan yang luar biasa yang terletak di dalam tubuh lalat dan
serangga lainnya. (Harun Yahya, Keajaiban Desain Alam, 2002).
SISTEM PERNAFASAN
SISTEM PERNAFASAN
Sistem pernapasan pada manusia mencakup dua hal, yakni saluran pernapasan dan mekanisme pernapasan. Urutan saluran pernapasan adalah sebagai berikut:
rongga hidung -à faring à trakea à bronkus à paru-paru (bronkiol dan alveolus).
a. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)
Udara dari luar akan
masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung berlapis
selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan
kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi
menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat
juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang
masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler
darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk.
b. Faring (Tenggorokan)
Udara dari rongga hidung
masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran
pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofarings)
pada bagian belakang.
Pada bagian belakang
faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat terletaknya pita
suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita
suara bergetar dan terdengar sebagai suara.
Makan sambil berbicara
dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan karena saluran
pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita
akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi
bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan.
c. Tenggorokan (Trakea)
Tenggorokan berupa pipa
yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan sebagian di rongga dada
(torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang
rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi
menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.
d. Cabang-cabang Tenggorokan (Bronki)
Tenggorokan (trakea)
bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Struktur
lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya
tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya
melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi
bronkiolus.
e. Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru terletak di
dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk
dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada
dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3
lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus.
Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput
bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura
visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan
dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).
Antara selaput luar dan
selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai
pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara
eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat
lain.
Paru-paru tersusun oleh
bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paru-paru
berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat
lebar untuk pertukaran gas.
Di dalam paru-paru,
bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter ± 1 mm, dindingnya makin
menipis jika dibanding dengan bronkus.
Bronkiolus tidak
mempunyi tulang rawan, tetapi rongganya masih mempunyai silia dan di bagian
ujung mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Pada bagian distal
kemungkinan tidak bersilia. Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara (alveolus).
Alveolus terdapat pada
ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah satu sisinya terbuka
sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh karena alveolus
berselaput tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka memungkinkan
terjadinya difusi gas pernapasan.
|
Pernapasan adalah suatu
proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun
karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom.
Menurut tempat
terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu
pernapasan luar dan pernapasan dalam.
Pernapasan luar adalah
pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam
kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah
dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.
Masuk keluarnya udara
dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada
dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih
besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada
lebih besar maka udara akan keluar.
Sehubungan dengan organ
yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan pengeluaran udara (ekspirasi)
maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada
dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan.
Dalam keadaan normal,
volume udara paru-paru manusia mencapai 4500 cc. Udara ini dikenal sebagai kapasitas
total udara pernapasan manusia.
Walaupun demikian,
kapasitas vital udara yang digunakan dalam proses bernapas mencapai 3500 cc,
yang 1000 cc merupakan sisa udara yang tidak dapat digunakan tetapi senantiasa
mengisi bagian paru-paru sebagai residu atau udara sisa. Kapasitas
vital adalah jumlah udara maksimun yang dapat dikeluarkan seseorang setelah
mengisi paru-parunya secara maksimum.
Dalam keadaaan normal,
kegiatan inspirasi dan ekpirasi atau menghirup dan menghembuskan udara dalam
bernapas hanya menggunakan sekitar 500 cc volume udara pernapasan (kapasitas
tidal = ± 500 cc). Kapasitas tidal adalah jumlah udara yang keluar masuk
pare-paru pada pernapasan normal.
Langganan:
Postingan (Atom)